LURUSKAN SHAF KALIAN SEBAGAI AWAL PERSATUAN UMAT ISLAM!

on Minggu, 25 Oktober 2009

Oleh: Abu Umair Al-Bagani



Alhamdulillah washshalatu wassalamu ‘ala Rasulillah wa ‘ala alihi wa shahbihi wa man walah.

Ikhwah fillah rokhimakumullah, marilah kita sejenak melihat realita dalam kehidupan kaum muslimin. Allah Ta’ala dan Rasul-Nya telah menyatukan kaum muslimin dalam satu ikatan keimanan yaitu Diennul Islam. Bahkan kaum muslimin pun diperintahkan supaya tetap bersatu dan menjaga kesatuan tersebut dari perpecahan.
Alhamdulillah, kita masih bisa bersyukur kepada Allah Ta’ala karena Dia ‘Azza wa Jalla masih mempersatukan kaum muslimin secara dzohir. Namun, apabila kita teliti lebih jauh dan seksama, nampak sekali bahwa kaum muslimin sekarang mengalami perpecahan yang sangat dahsyat. Sungguh, Iblis –laknatullah- dan bala tentaranya (para setan) tak henti-hentinya untuk menyesatkan umat manusia khususnya kaum muslimin dengan berbagai cara agar mereka berpecah dan tersesat baik itu dengan cara saling benci, mengadu domba, saling dengki, fitnah, khianat, dzolim, taqlid, dan fanatisme antar sesama muslim atau kelompok dalam segala bidang.
Akhir-akhir ini, semakin jauhnya manusia dari petunjuk Nabi, pelanggaran-pelanggaran dalam agama pun makin banyak dan diremehkan. Coba kita lihat di masjid-masjid kaum muslimin telah nampak sekali perpecahan di kalangan kaum muslimin, yang mungkin itu dianggap sepele dan remeh yaitu perkara meluruskan dan merapatkan shaf dalam sholat berjama’ah. Oleh karena itu, mari kita simak pembahasan kali ini tentang perintah wajib dari Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam untuk meluruskan dan merapatkan shaf (barisan) dalam sholat berjama’ah.
Kita pasti sering melihat dan sangat terkagum-kagum apabila memperhatikan di hadapan kita, yaitu para tentara yang begitu bagus dan teraturnya pola barisan mereka. Anda tidak dapati adanya kebengkokan maupun celah padanya. Jarak satu dengan lainnya teratur rapi, sungguh pemandangan yang sungguh indah. Kemudian perhatikan juga saat Anda di sekolahan, begitu besar perhatian murid-murid di dalam masalah merapikan dan mengatur barisan. Mereka nampak serius dalam merapikan barisan (shaf), padahal itu hanya sekedar menghormati atau berhadapan dengan makhluk (yang lemah). Subhanallah, perhatian kita dalam sholat seharusnya lebih serius, dibanding diluar sholat dalam hal merapikan shaf, karena kita berhadapan dengan Allah Ta’ala Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia.
Coba kita perhatikan, Bukankah seharusnya para pemakmur Masjid itu adalah orang yang lebih utama di dalam memberikan perhatian di dalam mengatur shaf dan merapatkan barisan, sebagaimana malaikat berbaris dengan rapi, lurus dan rapat di hadapan Rabb mereka Subhânahu wa Ta’âlâ?!

Perintah untuk memperbagus lurusnya shaf (barisan)
Dari Abû Hurairoh Radhiyallâhu ‘anhu beliau berkata : Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
أَحْسِنُوْا إِقَامَةَ الصُّفُوْفِ فِيْ الصَّلاَة
“Perbaguslah lurusnya shaf (barisan) ketika sholat” (HR Ahmad di dalam Musnad-nya dan dishahîhkan oleh Imam al-Albânî di dalam Shahîh at-Targhîb wat Tarhîb : 499)
Bagaimana cara memperbagus lurusnya shaf?
Hadits Jâbir bin Samuroh Radhiyallâhu ‘anhu menjelaskan hal ini. Beliau berkata : “Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam keluar menemui kami dan berkata : “Aku tidak pernah melihat kalian mengangkat-angkat tangan kalian, seakan-akan seperti ekor kuda liar saja. Tenanglah kalian di dalam sholat (jangan bergerak).” Jâbir berkata kembali : kemudian beliau Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam keluar menemui kami (pada lain waktu) dan melihat kami sedang bergerombol, lantas beliau bersabda : “Aku tidak pernah melihat kalian bergerombol?!” Jâbir melanjutkan : kemudian beliau Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam keluar menemui kami sembari mengatakan : “Kenapa kalian tidak berbaris sebagaimana para malaikat berbaris di hadapan Rabb mereka?” Kami berkata : “Wahai Rasulullah, bagaimanakah berbarisnya Malaikat di hadapan Rabb mereka?” Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam menjawab :

يَتُمُّوْنَ الصُّفُوْفَ الأَوَّلِ وَيَتَرَاصَّوْنَ فِيْ الصَّفّ
“Mereka menyempurnakan shaf sebaris demi sebaris. Mereka juga menyempurnakan shaf-shaf tersebut.” (HR Muslim dalam As-Shahih no. 430, An-nasaa’i dalam al-Mujtabaa (II/72) dan ibnu Khuzaimah dalam As-shahih no.1544)
Dari Al-Nu’man bin Basyir Radhiyallâhu ‘anhu berkata: “Dulu Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam berdiri menghadap orang-orang seraya bersabda:”Dirikanlah (luruskanlah) shaf-shaf (beliau mengulangnya sebanyak tiga kali). Demi Allah kalian meluruskan shaf-shaf kalian atau Allah akan mencerai-beraikan hati-hati kalian.” Al-Nu’man berkata: ”Lantas aku melihat seseorang menempelkan bahunya dengan bahu temannya, menempelkan lututnya dengan lutut temannya dan menempelkan mata kakinya dengan mata kaki temannya,” (HR. Abu Dawud dalam As-Sunan, Ibnu Hibban dalam As-Shahih, Ahmad dalam Al-Musnad dan Al-Daulabi dalam Al-Kunna wa Al-Asmaa’ dengan sanad yang shahih).
Banyak sekali mudharat (bahaya) bagi orang-orang yang kurang memperhatikan dalam masalah meluruskan dan merapatkan shaf (barisan), antara lain sebagai berikut:
1. Kita tidak akan masuk surga sampai kita meluruskan shaf
Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam telah bersumpah, bahwa kita tidaklah dikatakan beriman, dan kita tidak akan bisa masuk surga sampai kita saling mencintai di jalan Alloh Ta’âlâ. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Abû Hurairoh Radhiyallâhu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Demi Dzat yang jiwaku berada di genggaman-Nya, kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidaklah dikatakan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan kepada sesuatu yang apabila kalian melakukannya niscaya kalian akan saling mencintai?! Sebarkanlah salam di tengah-tengah kalian.” (HR Muslim)
Kecintaan ini tidak akan mudah jika tanpa merapatkan dan meluruskan shaf. Sebab Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam menjelaskan bahwa ketidaklurusan shaf di dalam sholat itu, memicu perselisihan hati.
Kesimpulannya adalah, bahwasanya keimanan, surga, kecintaan dan persatuan, kesemuanya ini tidak akan mudah diraih melainkan dengan meluruskan dan merapatkan shaf.

2. Tidak meluruskan shaf akan menyebabkan perselisihan hati
Dari Abû Mas’ûd Radhiyallâhu ‘anhu beliau berkata : Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam mengusap-usap bahu (dada) kami ketika kami hendak sholat serta Beliau bersabda :

اسْتَوُوْا وَلاَ تَخْتَلِفُوْا فَتَخْتَلِفُوْا قُلُوْبَكُم
“Luruskanlah shaf dan janganlah kalian berselisih, yang menyebabkan hati kalian akan berselisih.” (HR Muslim : 432)
Kalimat pertama dalam hadits, yaitu “luruskanlah”, merupakan bentuk kalimat imperatif (perintah), dan kalimat imperatif itu menunjukkan kewajiban sampai ada qorînah (indikasi) lain yang memalingkan kewajibannya. Sedangkan indikasi yang menunjukkan kewajibannya ada banyak, diantaranya adalah hadits sebelumnya yang berbunyi : “Perbaguslah lurusnya shaf (barisan) ketika sholat.”
Diantaranya juga adalah penggalan hadits yang Anda lihat di atas, yaitu hadits yang melarang perselisihan, sebagaimana dalam sabda beliau Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam : “dan janganlah kalian berselisih”. Kalimat negasi (larangan) menunjukkan keharamannya sampai ada indikasi yang memalingkannya. Dalam hadits ini, terhimpun kalimat perintah dan larangan sekaligus, yang mana satu dengan lainnya merupakan indikasi yang saling menguatkan antara satu dengan lainnya.
Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan untuk meluruskan shaf dan memperingatkan umat dari tidak mematuhi perintahnya. Karena hal ini akan memicu perselisihan, sebagaimana di dalam hadits :

أَقِيْمُوْا صُفُوْفَكُمْ فَوَاللهِ لَتُقِيْمَنَّ صُفُوْفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ قُلُوْبِكُم
“Luruskan shaf-shaf kalian. Dan demi Alloh, luruskanlah shaf-shaf kalian, atau jika tidak niscaya Alloh akan menjadikan hati kalian saling berseteru.” (Shahîh Sunan Abu Dâwud : 616)
Di dalam riwayat hadits yang lain :

أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ وُجُوْهِكُم
“atau Alloh akan menjadikan wajah-wajah kalian saling bertikai.”
Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam telah menegaskan hal ini dengan banyak penekanan di dalam nash hadits di atas dan selainnya, diantaranya adalah adanya Lâm dan Nûn Taukîd ats-Tsaqîlah (huruf lam dan nun yang berfungsi superlatif) di dalam dua kata : tuqîm (luruskanlah) dan yukholif (memalingkan), kemudian meng-‘athaf-kan (mengikutkan) taukîd (penegasan) dengan taukîd (penegasan). Namun disayangkan, banyak kaum muslimin yang sholat berjama’ah kurang memperhatikan dalam merapikan shaf dan bahkan mengabaikannya begitu saja.
Coba perhatikan lagi, bahkan Perselisihan ini tidaklah terlewatkan begitu saja dari perhatian Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam dan hal ini tidak layak bagi beliau, bahkan beliau ‘alaihi ash-Sholâtu was Salâm adalah orang yang lebih mendahului kita di dalam memahami dan mengetahui hal ini, sebab “ucapan beliau tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.” (QS an-Najm : 4)
Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam telah menyebutkan perselisihan ummatnya di dalam banyak nash/teks hadits dengan lafazh yang bervariasi. Diantaranya sabda beliau : “niscaya hati kalian akan berselisih”, “atau Alloh akan menjadikan hati-hati kalian saling berselisih”, “atau Alloh akan menjadikan wajah-wajah kalian saling berselisih.”
Kendati Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam mengetahui masalah perselisihan dan faktor penyebabnya serta beliau membencinya, beliau tidak mau berpaling dari perkara meluruskan shaf, agar kaum muslimin terbebas dari perdebatan dan perselisihan di dalamnya, kemudian agar mereka dapat menjaga diri dari perpecahan hati yang merupakan akibat dari perselisihan! Nabi ‘alaihi ash-Sholâtu was Salâm juga adalah orang yang lebih mengetahui tentang kemaslahatan umat daripada kita, beliau lebih faham tentang mana yang penting dan lebih diprioritaskan (diutamakan).
Namun beliau tidak pernah alpa memperingatkan dari perselisihan yang timbul dari tidak lurusnya shaf. Yang ditetapkan, bahwa beliau tidak pernah meninggalkan masalah meluruskan shaf, tidak pernah ketinggalan untuk melakukannya dan tidak pernah berhenti memperbincangkannya.

3. Tidak meluruskan shaf akan menyebabkan kehancuran umat
Telah jelas bagi kita dari paparan hadits Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam sebelumnya yang tidak meninggalkan keraguan sedikitpun, bahwa ketidaklurusan shaf akan menyebabkan perselisihan yang nantinya dapat memicu kelemahan, kehancuran dan hilangnya kekuatan dan potensi umat. Tentang hal ini, Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
    
“Dan janganlah kamu saling berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi lemah dan hilang kekuatanmu.” (QS al-Anfâl : 46)
Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Janganlah kalian berselisih. Karena umat sebelum kalian, mereka berselisih dan menjadi hancur.” (HR. Al-Bukhârî : 2410)
Dari perpaduan kedua nash di atas, maknanya menjadi: Luruskan shaf kalian dan jangan berselisih, yang nantinya akan menyebabkan kalian menjadi hancur, lemah dan hilang kekuatan kalian.
Adakah kita menginginkan kehancuran yang lebih besar daripada ini? Ataukah menanti kelemahan yang lebih dahsyat? Kita saat ini sedang dikerumuni oleh umat-umat non-Islam, sebagaimana mereka mengerumuni makanan di atas wadahnya. Inilah keadaan negeri kita yang dijajah, musuh-musuh Islam dengan tamaknya mengeksploitasi negeri kita tanpa sisa, kita hanya bisa termenung tanpa memiliki kemampuan dan kekuatan di antara umat yang ada. Tidak satupun yang kita dengar melainkan hanya keluhan dan rintihan untuk mendapatkan keadilan dan perlindungan dari serangan musuh. Kita sendiri telah menjadi bergolong-golongan dan berkelompok-kelompok. Ingatlah Firman Allah Ta’ala: “dan setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada mereka.” (QS al-Mu`minûn : 53)

4. Membuat celah-celah dalam shaf akan memberi jalan setan untuk masuk dalam sholat kita
Dari Abdullah bin Umar, bahwasanya Rasulullah bersabda: ”Luruskanlah shaf-shaf kalian, ratakanlah bahu-bahu kalian, tutuplah celah-celah shaf kalian dan janganlah kamu biarkan renggang shaf mu karena akan ditempati setan. Barang siapa yang mempertemukan shaf maka Allah akan mempertemukannya, dan barangsiapa yang memutuskan shaf maka Allah akan memutuskannya.” (HR. Abu Dawud)
Dari Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah bersabda:”Rapatkanlah shaf-shaf kalian dan berdekat-dekatlah kalian serta luruskanlah leher kalian. Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggamannya, sungguh aku melihat setan-setan itu masuk di celah-celah shaf seperti kambing hitam yang kecil.” (HR. Abu Dawud)

5. Tidak meluruskan shaf berarti menghilangkan kesempurnaan sholat
Rasulullah sudah menegaskan supaya para makmun untuk merapikan shaf-nya, karena lurus dan rapatnya shaf termasuk kesempurnaan sholat, sebagaiman hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah bersabda: ”Ratakanlah shaf-shaf kalian! Sebab, meratakan shaf itu termasuk kesempurnaan sholat.” (HR. Bukhari dan Muslim) dan dalam riwayat Bukhari dikatakan: ”Sesungguhnya meratakan shaf itu termasuk menegakkan sholat”
Akhirnya, telah nampak dihadapan kita akan pentingnya merapikan shaf (barisan) dalam sholat kita agar sholat kita menjadi lebih sempurna dan diridhoi-Nya. Wasiat bagi para Imam sholat, hendaknya Anda mengatur dulu makmumnya sebelum memulai sholat dan jangan hanya sekedar mengucapkan: ”shaf!”! Atau ”luruskan dan rapatkan Shaf !!” tapi tak sedikitpun Anda memperbaiki shaf para makmun, ini merupakan kesalahan besar. Contohlah Rasulullah dan Para Khulafa’ Rasyidin dalam merapikan shaf sebelum memulai sholat berjama’ah. Semoga kita semua bisa merapikan shaf sholat kita sebagai langkah awal mempersatukan kaum muslimin. Wallahu Ta’ala a’lam bishshowab

Maraji’: Terjemahan risalah Taswiyatu ash-Shufûf wa Atsaruhâ fî Hayâtil Ummah: Syaikh Husain bin ‘Audah al-‘Awâyisyah, Kitab Riyadush Shalihin: Imam Nawawi, Al-Qowl al-mubin: Syaikh Mansyur bin Hasan, dan referensi2 lain yang shohih & terpercaya.

(Dinukil dari Risalah As-Sunnah. Edisi ke-11 Tahun I: Syawwal 1430 H/ September 2009 M. Diterbitkan oleh Maktabah Nurussalaf, Terbit setiap 2 kali sebulan, InsyaAllah. Penasehat: Al-Ustadz Mas’ud bin Absor Redaktur: Abu Umair, Khadijah Distributor: Syaifullah, Absor, dll. Alamat Redaksi: Jl. Kecamatan no.27 Bagan Punak, Bagansiapiapi Kab. Rokan Hilir. Telpon: 085278874048)

0 komentar:

Posting Komentar