Fatwa Para Ulama Tentang Jama'ah Bid'ah dan Takfir (1)

on Sabtu, 10 Juli 2010

Bahaya Pertemuan – Pertemuan Rahasia

(Salah Satu Tipu Muslihat Iblis)


Oleh : Asy-Syaikh Abdussalam bin Barjas rahimahullahu

Penulis Kitab Mu’amalatul Hukam,

Dalam kitabnya : “Al-Amru bi Luzumi Jama’atul Muslimin wa Imammihim wat Tahdziru min Mufaraqatihim”

Berkata Syaikh rahimahullahu :

Telah dikeluarkan oleh Al-Lalikai dalam As-Sunnah (1/135), Ahmad dalam Az-Zuhud (hal. 48) dan Ad-Darimi dalam Sunannya (1/91) dari Al-Auzai yang berkata, “Berkata Umar bin Abdul Aziz rahimahullahu: “Apabila kalian menjumpai suatu kaum berbisik-bisik tentang urusan agama mereka tanpa melibatkan orang umum, ketahuilah bahwa mereka ini sedang membangun kesesatan”.

Para ulama salafus shalih terdahulu telah memperingatkan bahaya pertemuan-pertemua rahasia, dan hal-hal yang mengantarkan kepadanya merupakan kejahatan dan kejelekan terhadap diri mereka sendiri dan masyarakat pada umumnya. Mereka memperingatkan dan memeranginya karena perbuatan itu akan menjerumuskan pelakunya pada kesesatan.

Sesungguhnya awal kemunculan kesesatan ditengah-tengah kaum muslimin itu adalah secara tersembunyi diantara beberapa orang yang merupakan teman duduk setan. Setan menghiasi amalan-amalan jelek mereka itu dan membisikan bahwa kebenaran itu ada pada mereka saja, dan tidak ada pada yang lainnya. Selain mereka adalah musuh-musuh yang berkaitan dengan perkara yang sampai kepadanya lagi mereka yakini kebenarannya. Kalau masalah ini telah mendarah daging pada diri mereka maka berubahlah menjadi perkara yang wajib diterima dan tidak perlu diperdebatkan lagi. Bergeraklah mereka dengan ditunggangi setan menyebarkan kebatilan dalam bentuk kebaikan, mereka sesatkan generasi muda serta orang-orang awam, sehingga problem menjadi semakin besar dan semakin berbahaya. Sulit mengembalikan mereka kepada kebenaran dan berat menjadikan mereka taat pada penguasa musliminnya. Kemudian akhir dari semua tindakan mereka adalah pertumpahan darah… hal ini merupakan sunatullah.

Perhatikan dengan seksama ucapan Umar bin abdul Aziz rahimahullahu tersebut, maka engkau jumpai bahwa dasar kerusakan itu ialah : pertemuan/perkumpulan yang bersifat rahasia, jauh dari pantauan penguasa kaum muslimin dan pemimpin mereka.

Hendaknya seorang muslim mengenali ahlul batil dengan ciri ini !!!

Hendaknya diketahui pula bahwa pertemuan-pertemuan seperti ini adalah perangkap iblis yang digunakan untuk memburu orang-orang yang lemah. Adapun para pelakunya –seandainya apa yang mereka lakukan adalah benar- tentu mereka tidak perlu bersembunyi dari masyarakat dan menutup-nutupi apa yang ada pada mereka. Bahkan mereka pasti akan menyebarkannya apabila memang berada diatas kebenaran yang disepakati umat. Jika mereka berada diatas kekeliruan (dan umat mengetahuinya) tentu masyarakat akan meluruskannya dan tidak akan membiarkan mereka terus berada dalam kebatilannya.

Hendaklah kalian benar-benar waspada terhadap mereka yang berdalih bahwa pertemuan-pertemuan rahasia itu adalah sebagaimana perbuatan Nabi shallallahu’alaihi wasallam ketika berdakwah di Mekkah secara rahasia pada awal mula dakwah beliau.

Sungguh ini adalah hujjah yang batil. Bahkan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam ketika itu diperintahkan untuk menampakkan agamanya dengan terang-terangan sebagaimana firman Allah Ta’ala: artinya “Sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik” (Al-Hijr 94).

Maka bangkitlah Nabi shallallahu’alaihi wasallam berdakwah dikota Mekkah ditengah-tengah kaum musyrikin, beliau shallallahu’alaihi wasallam mengalami rintangan serta gangguan fisik namun beliau shallallahu’alaihi wasallam tetap bersabar, demikian pula para shahabatnya juga mengalami berbagai macam gangguan dan mereka pun tetap bersabar.

Dan perintah untuk menyampaikan dakwah secara terang-terangan ini terkandung didalamnya larangan untuk menyampaikan dakwah secara rahasia/sembunyi-sembunyi.

Telah dikeluarkan oleh Ibn Abi Ashim dalam As-Sunnah (2/508-509), dengan sanad yang jayyid dari Ibnu Umar radhiyallahu’ahu yang berkata: “Seseorang telah datang kepada Nabi shallallahu’alaihi wasallam dan berkata, “Wahai Rasulullah beri aku wasiat!!”. Beliau shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, tegakkanlah shalat, keluarkanlah zakat, berpuasalah dibulan Ramadhan, tunaikanlah ibadah haji dan berumrohlah, serta dengarkan dan taatlah, wajib atas kalian untuk terang-terangan dan hati –hatilah kalian terhadap ketertutupan/rahasia”.

Maka janganlah seseorang mengatakan : bahwa pemerintah muslimin saat ini berada dalam kejahiliyahan seperti kaum jahiliyah dahulu. Tiada lain orang tersebut telah tergelincir kedalam tindakan takfir dan memisahkan mereka terhadap umat dengan kebencian. Maka butalah matanya dari kebaikan dan tertibnya keadaan sehingga kenikmatan itu berubah menjadi rasa sakit dan munculah perpecahan disebabkan ucapan ini dan yang sepertinya.

Tidaklah dia ketahui bahwa Allah senantiasa mengincar dan memantau mereka, Allah berfirman: artinya : “Dan Allah tidak meridhai tipu daya orang-orang yang berkhianat” (Yusuf 52).

Betapa batilnya qiyas mereka, dan betapa mirip dengan qiyas iblis ketika mengatakan sebagaimana Allah hikayatkan tentangnya: artinya “Iblis menjwab, “Saya lebih baik dari padanya: “Engkau ciptakan saya dari api sedangkan Engkau ciptakan dia dari tanah” (Al-A’raf 12).

Kebatilan pernyataan ini – alhamdulillah- dapat diterima oleh semua orang yang memiliki agama serta hati yang bersih.

Maka setelah ini jangan sampai engkau tertipu dengan cerita orang-orang yang senantiasa bersembunyi-sembunyi (melakukan gerakan-gerakan rahasia) yang batil itu. Ucapan-ucapan mereka –bahwa pemerintah kaum muslimin pada masa kini berada dalam kejahiliyahan sebagaimana masa jahiliyah yang pertama- adalah dalam rangka membenarkan kebatilan mereka dan membela hawa-hawa nafsu mereka.

Allah berfirman: artinya: “Apa yang ada dibalik hati dan jiwa mereka adalah lebih besar”. (Ali Imron 118).

Semoga Allah melindungi kita dan seluruh kaum muslimin dari kejahatan mereka.

Hendaklah benar-benar waspada terhadap pertemuan-pertemuan rahasia apapun bentuknya walaupun slogan daa propaganda mereka adalah dalam rangka mempelajari ilmu syar’i dan berdakwah kepada Allah.

Semenjak Nabi shallallahu’alaihi wasallam berdakwah secara terang-terangan sampai dihari kita ini, telah tegak agama Allah dan khalifah-Nya dimuka bumi, maka tidak perlu lagi gerakan rahasia bahkan itu adalah perbuatan dosa yang nyata dan kemaksiatan yang besar.

Rujukan terjemahan : “Wajibnya Taat Kepada Pemerintah” Penerbit. Cahaya Tauhid Press, terjemahan Hannan Hoesin Bahannan, 2003 hal. 102-107.

http://rumahku-indah.blogspot.com/2010/02/pertemuan-pertemuan-rahasia.html




0 komentar:

Posting Komentar