Sampai Kapan Tipu Daya Ini ?!!

on Sabtu, 10 Juli 2010

Ibnu Syahin dalam Nasikh wal Mansukhu ((1/414) no. 550 – Maktabah Al-Manar) berkata:

حدثنا عبد الله بن محمد البغوي قال حدثنا يحيى بن عبد الحميد قال حدثنا علي بن مسهر عن صالح بن حيان عن ابن بريدة عن أبيه قال جاء رجل الى قوم في جانب المدينه فقال إن رسول الله صلى الله عليه وسلم أمرني ان احكم فيكم برأي وفي أموالكم وفي كذا وفي كذا وكان خطب امرأة منهم في الجاهلية فأبوا أن يزوجوه ثم ذهب حتى نزل على المرأة فبعث القوم الى النبي صلع فقال كذب عدو الله ثم أرسل رجلا فقال إن أنت وجدته حيا فاقتله وان انت وجدته ميتا فاحرقه بالنار فانطلق فوجده قد لدغ فمات فحرقه فعند ذلك قال رسول الله صلع من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار

Menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad al-Baghawi yang berkata: menceritakan kepada kami Yahya bin Abdul Hamid yang berkata, menceritakan kepada kami Ali bin Masahir dari Shalih bin Hayan dari Ibnu Burdah dari Bapaknya yang berkata, “Datang seorang laki-laki kepada kaum dibagian wilayah Madinah lalu berkata, “Sesungguhnya Rasulullah telah mengutusku untuk memutuskan perkara diantara kalian dengan pendapatku, dan harta-harta kalian dengan begini dan begini, - dan sebenarnya laki-laki ini pernah meminang seorang perempuan di masa jahiliyah, namun mereka menolak untuk menikahkannya- . kemudian laki-laki itu bergegas pergi hingga tinggal serumah dengan wanita itu. Lalu kaum tersebut mengirim surat kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dan seketika Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pun menjawab, “Telah berdusta musuh Allah”. Lalu beliau mengutus seorang lelaki (utusan) dan berkata kepadanya, “Jika kamu mendapatinya masih hidup, maka bunuhlah dia!, namun, jika kamu mendapatinya telah mati, maka bakarlah dia!”. Utusan itu segera berangkat, dan ternyata dia mendapati lelaki tersebut telah disengat (binatang berbisa) hingga mati. Lalu dia pun membakarnya dengan api. Pada saat itulah, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang membuat kebohongan atas nama ku dengan sengaja maka dia mempersiapkan tempatnya di neraka”.

Ibnu Adi dalam Al-Kamil (4/53-54) berkata:

ثنا الحسن بن محمد بن عنبر ثنا حجاج بن يوسف الشاعر ثنا زكريا بن عدي ثنا علي بن مسهر عن صالح بن حيان عن بن بريدة عن أبيه قال كان حي من بني ليث من المدينة على ميلين وكان رجل قد خطب منهم في الجاهلية فلم يزوجوه فأتاهم وعليه حلة فقال ان رسول الله صلى الله عليه وسلم كساني هذه وأمرني ان أحكم في أموالكم ودمائكم ثم انطلق فنزل على تلك المرأة التي كان خطبها فأرسل القوم الى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال كذب عدو الله ثم أرسل رجلا فقال ان وجدته حيا وما أراك تجده حيا فاضرب عنقه وان وجدته ميتا فاحرقه بالنار قال فجاءه فوجده قد لدغته أفعى فمات فحرقه بالنار قال فذلك قول رسول الله صلى الله عليه وسلم من كذب علي متعمدا فيتبوأ مقعده من النار

Menceritakan kepada kami Al-Hasan bin Muhammad bin Anbar, menceritakan kepada kami Hajaj bin Yusuf Asy-Sya’ir, menceritakan kepada kami Zakaria bin Adi, menceritakan kepada kami Ali bin Masahir dari Shalih bin Hayan dari dari Ibnu Burdah dari Bapaknya yang berkata, ‘pernah ada seorang laki-laki dari Bani Laits berjarak dua mil dari kota Madinah, dan sungguh dahulu laki-laki itu meminang seorang perempuan dari mereka dizaman jahiliyah, tetapi mereka tidak menerima pinangannya. Maka dia datang sambil membawa perhiasan dan berkata, “Sungguh Rasulullah telah memakaikan kepada ku perhiasan dan menyuruhku untuk menghukumi harta dan darah kalian”. Setelah itu dia bergegas pergi dan tinggal dengan wanita yang dia sukai itu. Kemudian kaum itu mengirim surat kepada Rasulullah dan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pun menjawab, “Telah berdusta musuh Allah”. Kemudian, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mengutus seseorang dan berkata kepadanya, “Jika kamu mendapatinya masih hidup –dan aku tidak yakin kamu akan mendapatinya masih hidup- maka penggallah lehernya. Namun jika kamu mendapatinya telah mati, maka bakarlah mayatnya”. Dikatakan, demikianlah sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, “Barangsiapa yang membuat kebohongan atas nama ku dengan sengaja maka dia mempersiapkan tempatnya di neraka”.

Dikeluarkan pula oleh Ibnu Jauzi dalam al-Maudhu’at (1/55), Al-‘Askari dalam At-Tashhifat (1/463-464), dan At-Thahawi dalam Al-Musykil (no. 332-333). Dishahihkan isnadnya oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Sharim Al-Maslul.

Perhatikanlah dan bandingkanlah ya akhi…

Sesungguhnya Khawarij telah mengadopsi perilaku ini. Mereka (Khawarij) datang kepada kita mengatasnamakan ulama Mekkah dan Madinah, orang-orang pun percaya karena kepandaiannya berbicara dan meyakinkan manusia sehingga diangkat oleh para pengagumnya menjadi ‘imam’ dan juru hukum. Lalu ia memakan harta manusia secara batil lewat syubhat-syubhat yang ia namakan agama, dan manusia pun rela menyerahkan putri dan saudara perempuannya demi memuaskan hasratnya. Tidak cukup hanya empat bahkan icip-icip, masya Allah. Dengan tipu muslihat ia berusaha mencegah pengikutnya mengetahui kebenaran dengan melarang mereka membaca kitab, melarang mereka bertanya langsung kepada ulama Mekkah dan Madinah, membohongi mereka dengan cerita-cerita dusta bahwa para ulama Mekkah dan Madinah yang berpegang teguh dengan al-Hak kini sembunyi-sembunyi dan lain sebagainya dari kedustaan dan tipuan.

Lalu oleh sebagian orang yang heran dan tidak mudah percaya dengan akal busuknya, diberitakanlah hal itu kepada Ulama Mekkah dan Madinah, maka marahlah para ulama dengan perbuatannya dan dicaplah ia sebagai pendusta, “Kadzab !! Dajjal !!”.

Hanya kepada Allah lah tempat meminta pertolongan.

0 komentar:

Posting Komentar